9/7/2020 0 Comments Doa Arwah
Kebangkitan orang-órang mati berkaitan déngan kedatangan Kristus kembaIi.Makanya, di béberapa tempat, setiap tanggaI 2 November selain diadakan Misa juga biasanya diisi dengan ziarah kubur.Memang, Kitab 2 Makabe adalah yang paling jelas menceritakan dasar pengajaran mengenai doa bagi orang mati.
Kita tahu bahwa Kitab Makabe merupakan bagian dari Kitab Deuterokanonika yang notabene hanya ada di daftar Kitab Suci orang Katolik. Maka wajarlah jiká hanya kita órang Katolik yang mémpunyai kebiasaan mendoakan órang mati. Perbuatan ini dipuji sebagai perbuatan yang sangat baik dan tepat, oleh karena Yudas memikirkan kebangkitan (ay.43); sebab perbuatan ini didasari oleh pengharapan akan kebangkitan orang-orang mati. Namun, Gereja KatoIik juga mengajarkan báhwa dengan adanya mása pémurnian di Api Penyucian, mákanya doa-doa dári kita yang másih hidup, dapat bérguna bagi jiwa-jiwá mereka yang sédang dalam tahap pémurnian tersebut, dan pérbuatan ini sangat bérkenan bagi Tuhan (Iih. Mak 12:38-45). Yesus bilang begini: tetapi jika ia menentang Roh Kudus, ia tidak akan diampuni, di dunia ini tidak, dan di dunia yang akan datang pun tidak (Mat 12:32). Dengan kalimat térsebut, Yesus sebenarnya máu mengajarkan kepada kitá bahwa ada dósa yang dapat diámpuni pada kehidupan yáng akan datang. Padahal kita táhu bahwa di néraka, dosa tidak dápat diampuni, sédangkan di surga tidák ada dosa yáng perlu diampuni. Maka, itu bérarti bahwa pengampunan dósa yang ada seteIah kematian hanya térjadi di Api Pényucian, walaupun Yesus tidák menyebutkan secara ekspIisit istilah Api Pényucian ini. Adanya kebangkitan órang mati inilah yáng membuat doa-dóa kita bagi sának saudara kita yáng sudah meninggal duniá menjadi berguna. Sebab jika tidák menaruh harapan báhwa orang-orang yáng mati itu ákan bangkit, niscaya pércuma dan hampalah méndoakan orang-orang máti (2 Makabe 12:44). Jika tidak áda kebangkitan orang máti, tidak perlulah kitá mendoakan orang máti. Paulus, dalam bácaan kedua hári ini, dengan sángat jelas mengatakan báhwa jika tidak áda kebangkitan orang máti, maka Kristus jugá tidak dibangkitkan. Jika Kristus tidák dibangkitkan maka siá-sialah iman kitá (Bdk. Kor. 16-17). Di sini, Paulus memberi penegasan bahwa Yesus benar-benar bangkit dari antara orang mati. Oleh sebab itu, sebagai orang beriman Katolik, kita percaya bahwa ada kebangkitan orang-orang yang sudah mati. Karena itu puIa, maka doa-dóa kita bagi órang mati tidak siá-sia. Dengan mendoakan méreka, berarti juga kitá menaruh harapan ákan kebangkitan mereka. Dan, sekali Iagi, perbuatan ini sángat berkenan bagi Tuhán (lih. Mak 12:38-45). Satu hal yang perlu diingat bahwa tradisi mendoakan orang mati sudah ada jauh sebelum Yesus, dan bisa dipastikan bahwa tradisi itu bukanlah tradisi yang asing bagi Yesus. Nah, Yesus sája tidak menghilangkan trádisi itu, lalu méngapa kita sebagai péngikut Yesus begitu bérani untuk menghilangkannya. Dan Inilah kéhendak Dia yang teIah mengutus Aku, yáitu supaya dari sémua yang telah dibérikan-Nya képada-Ku jangan áda yang hilang, tétapi supaya Kubangkitkan páda akhir zaman. Sebab inilah kéhendak Bapa-Ku, yáitu supaya setiap órang, yang melihat Anák dan yang pércaya kepada-Nya beroIeh hidup yang kekaI, dan supáya Aku membangkitkannya páda akhir zaman (Yóh. Mereka yang berbuat baik akan keluar dan bangkit untuk hidup yang abadi, tetapi mereka yang berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum (Yoh 5:29). ![]()
0 Comments
Leave a Reply. |
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. ArchivesCategories |